Namaku Iwan. Usiaku saat ini 21 th. Aku
kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Sambil kuliah aku bekerja
di sebuah perusahaan swasta. Gajinya tidak terlalu besar, tapi
lumayanlah untuk menambah uang kuliah. Aku kost tak jauh dari kampus.
Kamar kostku berada dilantai atas paling ujung. Sehingga jendela kamarku
langsung menghadap ke depan dengan sebuah pintu keluar. Di seberang
rumah kostku tinggal sebuah keluarga muda. Aku tidak tahu siapa nama
suaminya. Aku hanya tahu istrinya bernama Linda, tapi biasa dipanggil
Cik Mei Lin. Dia wanita keturunan cina. Cik Mei Lin berusia sekitar 30
th. Dia sudah punya seorang akan berusia lima tahun. Suami Cik Mei Lin
jarang di rumah. Aku tak tahu ia bekerja dimana. Ia pulang hanya sekali
seminggu. Bahkan pernah hingga satu bulan tidak pulang. Itu sebabnya Cik
Mei Lin lebih sering sendiri di rumahnya bersama anaknya.Kisah ini
bermula di pagi hari saat aku bangun tidur. Hari itu aku libur kerja dan
tidak ada jadwal kuliah. Saat itu aku melihat Cik Mei Lin sedang
menjemur pakaian. Cik Mei Lin mengenakan kaos tipis tanpa lengan.
Kaosnya agak basah, mungkin terkena air
sewaktu ia mencuci baju. Dari kamar aku bisa melihat jika Cik Mei Lin
tidak memakai bra. Buah dadanya yang montok tercetak jelas lengkap
dengan putingnya.Saat itu Cik Mei Lin juga hanya memakai celana pedek
ketat yang juga basah. Bongkahan pantatnya yang bulat tercetak jelas.
Anehnya tidak ada bayangan segitiga di pantatnya yang sexy. Aku yakin
saat itu Cik Mei Lin tidak memakai cd. Aku langsung terangsang melihat
pemandangan itu. Ingin sekali aku remas-remas buah dada dan pantat sexy
Cik Mei Lin. Sejak itulah aku sering berfantasi bersama tubuh sexy Cik
Mei Lin. Aku sering onani sambil membayangkan tubuh Cik Mei. Lama-lama
aku tidak puas jika hanya onani sambil membayangkan tubuh Cik Mei Lin.
Suatu pagi saat Cik Mei Lin menjemur pakaian aku onani sambil memandang
Cik Mei Lin yang lagi-lagi memakai baju tipis dan basah. Kepuasan yang
aku rasakan lebih hebat. Semakin lama aku semakin berani. Aku mulai
berani bugil di depan Cik Mei Lin. Aku berharap ia melihatku bugil dan
terangsang.
Tapi aku tidak berani secara
terang-terangan bugil di depan Cik Mei Lin. Aku takut ia marah karena
perbuatanku. Aku membuat seolah-olah kejadian itu sebuah kebetulan. Saat
Cik Mei Lin sedang menjemur pakaian aku berpura-pura sedang membuka
pintu kamarku yang tepat menghadap ke pintu atas rumah Cik Mei Lin. Aku
yakin ia pasti akan menoleh kearahku. Dan tepat, saat itu Cik Mei Lin
melihat kearahku yang benar-benar bugil. Aku puas sekali…. Aku jadi
ketagihan melakukan hal itu, bugil di depan Cik Mei Lin. Sebenarnya aku
berharap Cik Mei Lin akan membalas perbuatanku dengan bugil pula.
Kalaupun tidak bugil polos, aku berharap bisa melihat Cik Mei Lin hanya
memakai cd dan bra saja. Tapi sayang harapanku tidak tercapai. Aku
khawatir Cik Mei Lin mulai marah kepadaku. Akhirnya perlahan-lahan aku
mulai menghentikan kebiasaanku itu. Suatu hari aku bertemu Cik Mei Lin
di sebuah minimarket. Aku akan membeli sabun mandi dan pasta gigi yang
habis. Saat mengambil sabun mandi aku terkejut karena Cik Mei Lin juga
akanmengambil sabun mandi. Aku menyapa dengan tersenyum kepadanya. Ia
membalas senyumanku.
“Kok nggak pernah telanjang lagi….,”kata Cik Mei Lin saat berada tepat di sebelahku. Aku terkejut dengan pertanyaan itu.”Ooh maaf Cik Mei, aku nggak sopan,”jawabku agak takut. “Ah gak papa, aku suka kok lihat kamu bugil,burungmu besar,”balas Cik Mei Lin sambil mendekatkan bibirnya di telingaku. “Entar malem bugil lagi ya, aku tunggu di teras atas,”lanjut Cik Mei Lin. “Boleh, tapi Cik Mei harus bugil juga,”jawabku. Cik Mei Lin tersenyum sambil mengedipkan mata. Sebelum pulang kami saling bertukar nomor hp Malam itu aku sedang santai. Aku bersiap untuk aksi nanti malam, bugil bareng Cik Mei Lin. Tiba-tiba ada sms di hp ku. “Jgn lupa ya nti mlm qt bugil bareng” itu yang dikirimkan Cik Mei Lin di sms-nya. “Ok” jawabku. “Tp jgn dikmrmu ya” lanjut sms itu. “dimana”jawabku. “dikmrku aja, rumahku sdg sepi gak ada siapa2 kamu lngsng msk aja aku tnggu dikmrku” Segera aku bersiap menuju rumah Cik Mei Lin. Sebelumnya aku sempatkan melihat kamar Cik Mei Lin. Aku lihat lampu kamarnya menyala dan gorden jendelanya terbuka.
“Kok nggak pernah telanjang lagi….,”kata Cik Mei Lin saat berada tepat di sebelahku. Aku terkejut dengan pertanyaan itu.”Ooh maaf Cik Mei, aku nggak sopan,”jawabku agak takut. “Ah gak papa, aku suka kok lihat kamu bugil,burungmu besar,”balas Cik Mei Lin sambil mendekatkan bibirnya di telingaku. “Entar malem bugil lagi ya, aku tunggu di teras atas,”lanjut Cik Mei Lin. “Boleh, tapi Cik Mei harus bugil juga,”jawabku. Cik Mei Lin tersenyum sambil mengedipkan mata. Sebelum pulang kami saling bertukar nomor hp Malam itu aku sedang santai. Aku bersiap untuk aksi nanti malam, bugil bareng Cik Mei Lin. Tiba-tiba ada sms di hp ku. “Jgn lupa ya nti mlm qt bugil bareng” itu yang dikirimkan Cik Mei Lin di sms-nya. “Ok” jawabku. “Tp jgn dikmrmu ya” lanjut sms itu. “dimana”jawabku. “dikmrku aja, rumahku sdg sepi gak ada siapa2 kamu lngsng msk aja aku tnggu dikmrku” Segera aku bersiap menuju rumah Cik Mei Lin. Sebelumnya aku sempatkan melihat kamar Cik Mei Lin. Aku lihat lampu kamarnya menyala dan gorden jendelanya terbuka.
Aku bisa melihat dengan jelas Cik Mei
Lin yang saat itu hanya memakai cd dan bra. Sexy sekali. Aku tak sabar
ingin segera menuju kamar Cik Mei Lin. Aku segera masuk ke rumah Cik
Mei. Pintu dan pagarnya tidak terkunci, mungkin segaja. Aku langsung
menuju kamar atas, kamar Cik Mei Lin. Pintu kamar Cik Mei tidak dikunci
bahkan sedikit terbuka. Saat masuk, aku melihat Cik Mei sedang tiduran
di ranjang dan hanya memakai cd dan bra berwarna merah. “Lama banget
sich, aku sudah nunggu dari tadi lho,”kata Cik Mei saat aku masuk
kamarnya. Aku hanya membalas dengan senyuman. “Eiittt….kok masih pake
baju….”kata Cik Mei. Aku tersenyum mendengarnya dan langsung melucuti
pakaianku satu per satu hingga aku benar-benar bugil. kontolku
perlahan-lahan mulai bangun dan itu membuat Cik Mei Lin tersenyum. “Wah
kontolmu mulai bangun ya,”ujarnya sambil membelai kontolku. Aku merasa
nikmat saat tangan Cik Mei Lin mulai menyentuh kontolku. Perlahan-lahan
ia mulai membelai dan meremas-remas kontolku yang sudah tegak.
“Wowww….kontolmu besar ya kalau sudah bangun,”kata Cik Mei.
Aku hanya tersenyum. kontolku sebetulnya
tidak terlalu istimewa, hanya 16 cm. Tapi itu sudah cukup membuat Cik
Mei Lan terpesona. Lama-lama Cik Mei tidak puas hanya membelai dan
meremas. Ia mulai menjilati dan mengulum kontolku. Ahh….nikmat sekali.
Bibir sexy Cik Mei Lan mengulum kontolku dengan lahap, seperti menjilati
permen lolypop saja. “Ahh….Cik Mei…..ahh….ahh….nikmat…”ujarku.
Mendengar eranganku Cik Mei Lin semakin bersemangat menjilati kontolku.
Ia bahkan menghisap kontolku dengan kuat. Ahh…..nikmat sekali rasanya.
Sambil menghisap kontolku Cik Mei juga membelai dua buah zakarku. Aku
hanya merem merasakan kenikmatan itu. Tiba-tiba Cik Mei Lin Menghentikan
kulumannya. Ia berdiri dan mencium bibirku. “Sekarang kamu mainin
punyaku ya,”katanya. Dengan senang hati aku melakukannya. Sudah sejak
lama aku membayangkan bisa meremas-remas buah dada Cik Mei Lin yang
montok. Dan sudah lama pula aku membayangkan pantat sexy Cik Mei. Ingin
aku menjilati liang vagina dan lubang anusnya. Pasti nikmat sekali.
Selanjutnya Cik Mei Lin mulai melucuti
pakaian dalamnya. Mula-mula ia membuka bra merah yang sedari tadi
menutupi dua gunung kembarnya. Wow….buah dada Cik Mei Lin yang montok
kini dengan jelas aku lihat. Ukurannya kira-kira 36 dd. Buah dada putih
dengan putingnya yang merah kecoklatan terlihat sangat menantang. Tak
sabar aku ingin menjilati puting susu Cik Mei Lin.Aku semakin terpesona
saat Cik Mei Lin membuka cd merahnya. Wow….rimbunan rambut kemaluan yang
lebat terlihat jelas. Kontras dengan paha Cik Mei Lin yang putih. Aku
memang sangat suka dengan perempuan yang berjembut lebat. Segera aku
peluk tubuh Cik Mei Lin. Tak lupa aku ciumi bibir sexy Cik Mei. Bibir
sexy itu aku lumat habis. Perlahan-lahan ciumanku turun ke bawah.
Mula-mula leher dan akhirnya ciuman bibirku sampai juga di dua gunung
kembar Cik Mei Lin. Aku langsung melumat habis buah dada montok itu. Tak
lupa aku jilati dan hisap putingnya yang sudah mengacung.
“Ah…ahh….nik..mat….”, desah Cik Mei saat ujung lidahku menyentuh puting
susunya.
Aku semakin bersemangat mendengar
erangan itu. Lidahku semakin liar menjilati buah dada montok Cik Mei
Lin. Erangan dan desahan Cik Mei juga semakin hebat. “Ahh..ahhh…nikmat
sayang…ahh..hh…” Jilatan lidahku kini kembali bergerak turun. Setelah
buah dada, lidahku mulai menjilati perut, pusar, paha, dan akhirnya
lidahku bertemu rimbunan jembut yang lebat. Jembut hitam itu menutupi
liang vagina Cik Mei Lin yang sudah basah. Rupanya Cik Mei sudah sangat
horny. “Ya…mainkan lidahmu disitu sayang….”desah Cik Mei.Lidahku segera
beraksi menyusuri rumbuna jembut Cik Mei Lin yang lebat. Lidahku beraksi
menyibat helai demi helai jembut Cik Mei Lin hingga akhirnya ujung
lidahku berhasil memasuki liang vagina Ci Mei. Ada cairan keluar dari
liang vagina Cik Mei. Aku langsung menghisabnya.”Ahhh…..ahh….nikmat
sayang….ahhh…”Cik Mei Lin mendesah keenakan. Tubuh Cik Mei Lin seolah
bergetar saat lidahku behasil menemukan biji clitorisnya. Tapi tiba-tiba
Cik Mei Lin memintaku menghentikan jilatan lidahku. Rupanya ia ingin
berganti permainan.
Ia ingin pula memainkan kontolku. Ia
memintaku tidur terlentang di atas ranjang. Kemudian Cik Mei merebahkan
tubuhnya diatasku. Ia arahkan vaginanya tepat diatas mukaku. Kami
memainkan gaya 69. Cik Mei Lin langsung mengocok kontolku. Sesekali ia
juga mengulum dan menjilati kontolku yang sudah berdiri tegak.
Ahh….nikmat sekali rasanya. Mulut Cik Mei Lin yang biasanya hanya bisa
aku lihat, kini mengulum kontolku. Aku sampai merem melek merasakan
nikmatnya lidah Cik Mei Lin yang bermain-main di sekujur kontolku. Aku
pun mengimbanginya dengan menjilati vagina Cik Mei Lin. Rambut
kemaluannya yang hitam lebat itu terlihat kontras dengan kulitnya yang
putih. Segera tercium olehku bau khas vagina. Nafsuku semakin
menggelora. Lidahku segera beraksi. Sesekali aku mengigit bibir vagina
Cik Mei Lin. “Ahh….ahh…enak Wan..ahh…terus..ahh..terus sayang…..”ujar
Cik Mei Lin merasakan jilatanku Tanganku juga tidak tinggal diam. Pantat
Cik Mei Lin yang sintal itu aku remas-remas. Kadangkala aku tekan
pantat Cik Mei Lin sehingga vaginanya menekan mukaku.
Dan Cik Mei Lin kembali menjerit pelan
merasakan kenikmatan di selangkangannya. Terlebih lagi saat aku
menjilati clitorisnya.
“Wan….ahh…ahh…eennaakkk…terruuss….teruuss..sayyaan ggg…..ahh….”Mendengar
desahan Cik Mei Lin aku semakin memperhebat jilatanku. Tapi tiba-tiba
Cik Mei Lin memintaku mengentikan jilatanku di vaginanya. Ia juga
mencabut kontolku dari mulutnya. “Wan, aku nggak tahan lagi…”ujarnya Ia
memintaku tetap tidur terlentang. Selanjutnya Cik Mei Lin berlutut di
atasku. Ia genggam kontolku yang tegang dan mengarahkannya tepat di
vaginanya. Selanjutnya perlahan-lahan kontolku memasuki liang kenikmatan
Cik Mei Lin. “Ahh….Cik Mei…ahh…ahh…”ujarku saat kontolku mulai memasuki
vagina Cik Mei Lin. Kenikmatan luar biasa segera aku rasakan. Hingga
akhirnya kontolku benar-benar masuk seluruhnya di dalam vagina Cik Mei
Lin. Sambil tersenyum Cik Mei Lin membiarkan vaginanya membekap
kontolku. Selanjutnya pantatnya mula bergerak naik turun. “Ahh….enaakkk
Cik Mei…ahh..nikkmaattt…”desahku “Iya…aku juga..ennaakk Wan..”jawab Cik
Mei Lin.
Semakin lama gerakan pantat Cik Mei Lin
semakian cepat. Aku mengimbanginya dengan menggerakkan pantatku juga
naik turun. Sambil terus menyodokkan kontolku, tanganku juga bekerja
meremas-remas buah dada Cik Mei Lin yang bergoyang. Semakin lama gerakan
pantat Cik Mei Lin semakin cepat dan tidak beraturan. Matanya terpejam,
terlebih saat aku meremas buah dadanya. Mukanya yang putih terlihat
memerah. Sambil menjerit pelan ia gerakkan pantatnya naik turun.
“Ahh…Wan….ahh….nniikkkmaaatt….ohhh…”jerit Cik Mei Lin pelan. Tiba-tiba
Cik Mei Lin rubuh. Tubuhnya menindih tubuhku dengan vagina yang masih
terisi kontolku. Ia memelukkan erat-erat sambil menekan pantatnya
dalam-dalam. Aku merasakan ada carian hangat menyemprot kontolku.
Rupanya Cik Mei Lin orgasme. Beberapa saat kemudian Cik Mei Lin
mengangkat pantatnya. Ia tidur terlentang disampingku. Nafasnya yang
ngos-ngosan pelahan-lahan mulai teratur kembali. Sambil tersenyum aku
remas-remas buah dadanya yang montok itu. Cik Mei Lin membalasnya dengan
meremas-remas kontolku yang masih tegang.
“Kenapa sayang, kamu mau main lagi
ya,”ujarnya yang aku jawab dengan anggukan kepala Cik Mei Lin tersenyum
dan langsung mengambil posisi. Kali ini ia nungging di depanku. Wow,
pantatnya yang sexy itu membuat aku tak tahan lagi. Rupanya Cik Mei Lin
ingin meraskan hunjaman kontolku dari belakang. Aku segera mengarahkan
kontolku ke vagina Cik Mei Lin. Liang nikmat itu terlihat memerah dan
basah. Sejenak aku gosok-gosokkan ujung kontolku pada vagina Cik Mei
Lin. Ia membalas dengan mengoyng-goyangkan pantatnya. Selanjutnya aku
mulai menggerakan pantatku ke depan seiring dengan masukkan kontolku ke
dalam laing kenikmatan Cik Mei Lin. “Ohh…Cik
Mei….nniikkkmmaatt…..”desahku saat kontolku memasuki vagina Cik Mei Lin.
Aku melanjutkan gerakan pantatku maju mundur. kontolku keluar masuk
vagina Cik Mei Lin. Kenikmatan luar biasa kembali aku rasakan. kontolku
seperti dipijit-pijit. Terlebih lagi Cik Mei Lin mulai menggerakkan
pantatnya seperti berputar. Ahh…kontolku seperti dipilin-pilin rasanya.
Aku hanya bisa memejamkan mata sambil terus menyodokkan kontolku
dalam-dalam.
“Ohh..Cik
Mei…ennaakk…ahh…nniikkkmmaattt…..”desahku tak kuasa merasakan kenikmatan
vagina Cik Mei Lin “Iya Wan….teerrruuss…ahh……ennaakkk….ahh….terruuss
saayyyaanggg….”ujar Cik Mei Lin Aku terus memasukkan kontolku. Kali ini
gerakan pantatku lebih kupercepat. Sesekali aku remas-remas pantat Cik
Mei Lin yang sexy itu. Tiba-tiba aku meraskan tubuh Cik Mei Lin
menegang. Ia menjerit pelan sambil tangannya mencengkeram ujung ranjang.
“Ahh…ahh…aakkuu…kkeellluaarrr…ahh…..”jerit Cik Mei Lin sambil matanya
terpejam Cik Mei Lin rupanya kembali orgasme. Aku pun merasakan kontolku
semakin tegang. Cairan hangat yang menyembur dalam vagina Cik Mei Lin
semakin membuat kontolku berdenyut. Dan akhirnya aku tak kuasa menahan
spermaku yang ingin segera keluar. Segera aku percepat gerakan kontolku.
Semakin lama gerakan kontolku semakin cepat. Akupun tak mampu lagi
menahan spermaku lebih lama. Akhirnya .
Crroott…crroott…ccrrooott…….spermaku muncrat di dalam vagina Cik Mei
Lin, cairan kental putih itu muncrat banyak sekali. Aku setengah
berteriak saat spermaku muncrat.
“Ahh..ahh…nniikkkmaatt…ahh….”jeritku
pelan Aku diamkan sejenak kontolku di dalam liang vagina Cik Mei Lin.
Nikmat sekali. “Semprotanmu nikmat sekali Wan,”kata Cik Mei Lin.
Selanjutnya aku turun dari ranjang. Aku raih sebotol air mineral sambil
mengatur nafasku yang ngos-ngosan. Kemudian aku berbaring di sebelah Cik
Mei Lin yang juga rebah di ranjang. “Kami masih kuat Wan,”kata Cik Mei
Lin tiba-tiba Aku agak terkejut dengan pertanyaan itu. Cik Mei Lin yang
sudah dua kali mencapai puncak. Tapi nampaknya Cik Mei Lin masih ingin
melanjutkan permainan. Sehingga aku heran dengan pertanyaan itu. Dalam
hati aku kagum juga dengan nafsu Cik Mei Lin yang mengelora. Aku yakin
ia masih ingin meneruskan permainan malam ini. “Masih Cik Mei, Kenapa
Cik Mei ingin main lagi ya,”ujarku “Iya, tapi permainan yang agak lain,”
“Maksud Cik Mei,” “Kamu pernah main anal nggak, kita coba yuk,” ujarnya
sambil meremas-remas kontolku yang mulai tegak kembali. Kembali aku
terkejut dibuatnya. Cik Mei Lin ingin main analsex. Ia ingin aku
menggarap lubang anusnya.
Tentu aku tidak keberatan. Aku juga
ingin sekali merasakan permainan itu. Apalagi yang aku garap adalah
pantat Cik Mei Lin yang seksi itu. Cik Mei Lin langsung mengambil
posisi. Ia kembali nungging. Vaginanya yang baru saja aku masuki masih
tampak merah. Aku langsung mengarahkan kontolku yang kembali tegang
tepat di lubang anus Cik Mei Lin. Perlahan-lahan aku gerakan pantatku
maju ke depan. Perlahan-lahan pula kontolku mulai masuk ke lubang anus
Cik Mei Lin. Sensasi luar biasa langsung aku rasakan. Lubang anus Cik
Mei Lin sangat sempit. Lebih sempit daripada vaginanya. Lubang itu juga
sangat keset. kontolku agak susah menembusnya. “Ah….Cik Mei anusmu
sempit sekali…..” “Iya…Wan….terusin aja…ahh…masukin terruss
Wan…ahh…”ujar Cik Mei Lin sambil merem saat aku masukan kontolku ke
lubang anusnya. Aku cabut kontolku yang sebagian kepalanya sudah masuk
ke anus Cik Mei Lin. Aku coba membasahi anus Cik Mei Lin dengan ludahku.
Aku berharap dengan ludahku anus Cik Mei Lin jadi lebih gampang
ditembus. Selanjutnya kembali aku masukan kontolku ke lubang anus Cik
Mei Lin.
Kali ini kontolku lebih gampang
memasukinya. Mungkin karena air ludahku. “Ahh..Wan….ahh…..”ujar Cik Mei
Lin saat kontolku mulai menembus duburnya “Ahh….lubang Cik Mei eenak
baangeett…..”jawabku Semakin lama kontolku semakin dalam memasuki anus
Cik Mei Lin. Dan akhirnya seluruh kontolku masuk ke dalam lubang Cik Mei
Lin. Aku diamkan sejenak. Terasa hangat sekali. Lubang anus Cik Mei Lin
seperti berdenyut-denyut. Sehingga kontolku seperti dipijit-pijit.
Perlahan-lahan aku mulai menggerakkan pantatku, maju mundur sambil
memegang pinggang Cik Mei Lin yang sintal. Gerakan pantatku semakin lama
semakin hebat. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. kontolku
bergerak keluar masuk lubang anus Cik Mei Lin. Setiap kali kontolku
bergerak aku merasakan kenikmatan tiada tara. “Ohh..Cik Mei eeennnaaakkk
baannnggettt…..”aku berkata agak sedikit menjerit. “Ohh…iyaa…akuu juuga
eennaakkk….teerrruusss…..Waann…”desah Cik Mei Lin yang hanya bisa merem
melek merasakan kenikmatan itu. Semakin lama lubang anus Cik Mei Lin
semakin licin.
kontolku semakin leluasa maju mundur dan
semakin aku menggerakkan kontolku kenikmatan yang aku rasakan semakin
hebat. Hingga akhirnya kontolku terasa berdenyut-denyut. Jepitan pantat
Cik Mei Lin membuat kontolku menjadi sangat tegang. Dan akhirnya aku tak
kuat menahan kontolku yang ingin segera muncrat. “Ahh…Cik Mei aku
maauuu keelluaarr…..ahh…ohhh…” “Iyaa..akuu juugaaa….ahhh…ahhh…”jawab Cik
Mei Lin sambil menjerit pelan. Rupanya Cik Mei Lin juga orgasme.
Akhirnya kontolku benar-benar tak mampu lagi menaham spermaku yang ingin
segera muncrat. Crroott..croot..croott….Spermaku muncrat di dalam
lubang anus Cik Mei Lin. Banyak juga spermaku yang muncrat. Walau tidak
sebanyak yang muncrat pada permainan pertama. Tapi kenikmatan yang aku
rasakan lebih hebat. Aku merebahkan tubuhku menindih Cik Mei Lin dari
belakang. kontolku masih menancap didalam anus Cik Mei Lin. Aku menciumi
punggung dan leher Cik Mei Lin yang putih mulus. Aku mendengar nafas
Cik Mei Lin yang terengah-engah seperti orang habis berlari. Nafasku
juga ngos-ngosan.
Akhirnya aku cabut kontolku dari pantat
Cik Mei Lin. Ia tidur disampingku. Aku rebahkan tubuhku menindih Cik Mei
Lin. Kuciumi bibirnya yang seksi itu. “Cik Mei hebat deh….mainnya hot
banget….”ujarku “Kamu juga oke banget……lain kali kita main lagi
ya…..yang lebih hot”ujar Cik Mei Lin sambil berdiri dan menuju kamar
mandi. Aku merasakan tubuhku capek luar biasa. Tanpa terasa tiga jam
lebih aku beradu nafsu dengan Cik Mei Lin. Dalam keadaan terlentang
tanpa terasa aku tertidur. Sejak saat itu hubunganku dengan Cik Mei Lin
semakin akrab. Aku semakin sering tidur dengan Cik Mei Lin. Semua
dilakukan saat suami Cik Mei Lin sedang tidak dirumah dan anaknya sudah
tidur. Beruntung anaknya tidur di kamar terpisah, jadi tidak menganggu
permainan nikmat kami. Cik Mei Lin semakin ketagihan dengan kontolku. Ia
bilang kontolku lebih nikmat daripada kontol suaminya. Selain lebih
besar dan panjang, kontolku juga disunat. Tidak seperti suaminya yang
tidak sunat. “Kontol disunat memang lebih enak daripada yang tidak
disunat,”katanya.
Sebenarnya aku takut Cik Mei Lin hamil.
Sebab sudah berkali-kali kontolku muncrat di dalam vagina Cik Mei Lin.
Ia tidak mau kalau aku mengeluarkan sperma di luar. Cik Mei Lin juga
tidak mau jika aku memakai kondom. “Semprotan kontolmu luar biasa
,”katanya. Tapi untunglah sampai saat ini Cik Mei Lin tidak hamil.
Mungkin ia selalu minum pil anti hamil…..hhhmmmm.
1 komentar:
Yang mau sambil santai di rumah, main-main sambil ngumpulin uang, gabung aja ke bavetline88.com, Baru deposit udah dapet bonus, belum lagi bonus-bonus yang lain. Cobain saja, dijamin gak bakal nyesel.
Posting Komentar