Meskipun tinggal di Jakarta dan digaji
besar, aku lebih suka tinggal di perkampungan. Kosku berada di wilayah
Jakarta Selatan dekat perbatasan Tangerang. Lokasinya yang nyaman dan
tenang, jau dari hiruk pikuk kota, membuatku betah tinggal lama disini
sejak tahun 2009. Sudah 7 tahun lebih aku belum pernah pindah.
Tetangga-tetangga pun heran mengapa aku betah tinggal disitu padahal bu
kostku terkenal orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama.
Orangnyapun alim dan tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam dan
kalau ketahuan sudah pasti diusir dari rumah kostnya.
Rumah kostku 2 lantai yang disewakan
hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya baik untuk putra maupun
putri, yang masih single maupun yang sudah berkeluarga. Kamar mandi
untuk anak kost disedakan ada 2 didalam rumah satu dan yang diluar juga
ada. Ibu koskupun tinggal disitu cuman tinggal di kamar sebelah dalam
bersama anak semata wayangnya Mas Rano.
Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2005,
Rumah kost hanya terisi dua satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga
Mas Tarno berasal dari Yogyakarta. Mas Tarno umurnya 2 tahun diatasku
jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran
denganku. Nita orangnya manis putih tinggi sekitar 165 cm ukuran
payudara sekitar 34-an. Mereka sudah dikaruniai satu orang anak masih
berumur 2 tahun bernama Rara. Mas Tarno orangnya penggangguran. Jadi
untuk keperluan, Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah
Supermarket terkenal (supermarket ini sering dikenai sanksi oleh Komisi
Pengawas Persaingan Usaha lho!!!….hayo tebak siapa bisa..hahahaha….)
sebagai SPG sebuah produk susu untuk balita. Karena keperluannya yang
begitu banyak, Nita (menurut pengakuannya) sampai meminta pihak
manajemen untuk bisa bekerja 2 shift.
Tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok. Padahal jerih payah Nita seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya. Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu.
Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.
Tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok. Padahal jerih payah Nita seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya. Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu.
Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.
Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita
dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum
umur segitu masih lucu-cucunya.
“Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Tarno.” kataku
“Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada.” Keluh Nita kepadaku.
“Emangnya Kenapa?” tannyaku.
“Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku khan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!!” Dia jawab dengan marah-marah.
“Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Tarno.” kataku
“Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada.” Keluh Nita kepadaku.
“Emangnya Kenapa?” tannyaku.
“Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku khan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!!” Dia jawab dengan marah-marah.
“Sabar ya…” Aku mencoba untuk
menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’. “Seandainya Mas Tedy yang
jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan
tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar
di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran.” Keluhnya.
“Udah…jangan berandai-andai….biarkan
hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya.“Mas, ….. Tiba-tiba Nita duduk
disebelahku mengapit tangganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh
terkejut. Aku tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh
perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di
bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki.
Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita. Justru
inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita apalagi ibu kostku menjengguk
keluarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam
dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall.
Yuhuyyy…akhirnya kesempatan itu tiba!!!
Kutoleh Nita yang saat itu sedang
memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang
montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis
itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita sangat pandai memainkan
lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara
bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi
kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya karena
geli. Dengan sigap aku menarik daster Nita, dan seperti biasanya Nita
sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu ternyata Nita memang
sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku. Tubuh Nita benar benar
aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu
yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah memek yang tak berambut
mencembung.
“Eh gimana kalo si Rara bangun?”
tanyaku. “Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku
campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan
yang sempurna. Ketika kubentangkan bibir memeknya, itilnya yang sebesar
biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku,
Nita langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku
sehingga kontolku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas.
Ketika kudekatkan kontolku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita
menggenggamnya dan kemudian mengulumnya. Kulihat bibir Nita yang tebal
itu sampai membentuk huruf O karena kontolku yang berdiameter 3 cm itu
hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita sepertinya sengaja
memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum kontolku ia
berkali kali melirik kearahku.
Aku hanya dapat menyeringai keenakan
dengan servis Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang
sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya,
maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya.
Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua
kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling kontolku, mulai
dari pelirku, terus naik keatas sampai keNitang kencingku semuanya
dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati Nitang duburku yang
membuat aku benar benar blingsatan. Aku hanya dapat meremas remas susu
Nita serta merojok memeknya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan
kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku
malahan ia makin lincah mengeluar masukkan kontolku kedalam mulutnya
yang hangat itu. Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar
yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang kontolku
seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas.
Ketika Nita merasa kalau air maniku
sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya,
sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada
sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain
rupanya sudah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung berbaring
disampingku dan berbisik “Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang
memuaskan Mas !” Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih
berlepotan air maniku sendiri itu. Dengan tubuh telanjang bulat Nita
mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang
untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, apalagi
ketika tangannya mulai mengurut kontolku yang setengah ngaceng itu,
tanpa dihisap atau diapa apakan, kontolku ngaceng lagi, mungkin karena
memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku
masih bergelora.
Aku juga makin bernafsu melihat susu
Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba memeknya
ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih
bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem . Melihat kontolku yang
sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan kontolku
diantara bibir memeknya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya
sehingga akhirnya kontolku habis ditelan memeknya itu.
Setelah kontolku habis ditelan memeknya,
Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya
pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung kontolku
menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita. Setiap kali Nita
menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat
terasa diujung kontolku itu. Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita
memang jago bersetubuh, kontolku rasanya seperti diremas remas sambil
sekaligus dihisap hisap oleh dinding memek Nita. Hebatnya memek Nita
sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nita
sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Padahal aku yakin seyakin
yakinnya bahwa Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya
yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu. Aku
makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia
kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan
memeknya. Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik kontolku dan
kutekan sedalam dalamnya memasuki memek Nita.
Nita menggigit bibirnya sambil
memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus
dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga kontolku berhasil masuk
kebagian yang paling dalam dari memek Nita. Rojokanku sudah mulai tak
teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung kontolku,
sementara Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti
pundakku. Mulutku menciumi susu Nita dan menghisap pentilnya yang kaku
itu, ketika Nita memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang
aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nita makin
keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras
keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi
kurasakan memek Nita mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi
seluruh batang kontolku.
Ketika aku mau menarik pantatku untuk
memompa memeknya, Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk
bagian yang paling dalam dari memeknya sementara pantatnya bergoyang
terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara
agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah
keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut
kontolku. Ketika kontolku kucabut, Nita langsung menjilati kontolku
sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih. kontolku
saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan
urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang kontolnya.
Nita sesekali menjilati ujung kontolku
dan juga buah pelirku. Ketika Nita melihat kontolku sudah bersih dari
lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan
kontolku, tetapi kali ini Nita yang menuntun kontolku bukannya keNitang
memeknya melainkan keNitang duburnya yang sempit itu. Aku menggigit
bibirku merasakan sempit serta hangatnya Nitang dubur Nita, ketika
kontolku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku
memaju mundurkan kontolku, aku mulai menggerakkan kontolku pelan pelan
sekali.
Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur
Nita menjepit batang kontolku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya
bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat
yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan kontolku, aku
menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya
sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap. Nita menggigit
pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar
aku meneruskan permainanku. Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi
menggerakkan kontolku menyelusuri dinding dubur Nita itu, dasar sudah
lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba
memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga
mencengkeram pundakku.
Aku jadi loyo setelah dua kali
memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga
lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat kontolku yang masih
setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita
langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar
mengambil air dan dibersihkannya kontolku itu, aku tahu kali ini dia tak
mau membersihkannya dengan lidah karena mungkin dia kuatir kalau ada
kotorannya yang melekat. Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar
memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang
lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia
menggigiti punggungku dan pantatku. Aku benar benar puas menghadapi
perempuan satu ini.
Aku tertidur cukup lama, ketika
terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita
terus memijit tubuhku. Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita
masih saja telanjang bulat, kontolku mulai ngaceng lagi melihat tubuh
Nita yang sintal itu, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh
gairah, Nitapun mulai meremas remas kontolku yang tegang itu.
“Yuk kita ke kamar mandi” ajakku
“Sapa takut…..”
Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. ” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi.
“Yuk kita ke kamar mandi” ajakku
“Sapa takut…..”
Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. ” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi.
Tanganku membekap dadanya dan memainkan
putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati
putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku
paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada
waktu, karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku.
Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya.
Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati
liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan
kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya
dengan kuat. Kumasukan dua jari tanganku ke dalam liangnya, dan ia
menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg
kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya,
dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya,
membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok
klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan
tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan
tepat dengan dinding rumha tetangga. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku,
dan seperti menyuruhku menjilati liangnya..
”
Ahhh…ahhh….Mas…Arghhhh..uhhh….Maaasss….” ia mendesah-desah girang ketika
lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok
liangnya. Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat
mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil
jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.
Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet
yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum kontolku yang belum tegak
benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali
menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan
isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat.
Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku.
Ia bergerak- gerak sendiri mengocok
kontolku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan
sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai
sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan
mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya
melingkar di pinggangku.
Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai
kukocok dengan kasar. Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah
tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit
dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh…gitu Mas..gigit seperti
itu…aghhh…”
Kugigit dengan lebih keras puting
kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nita
makin terangsang.kontolku terus memompa liangnya dengan cepat, dan
kurasakan liangnya semakin menyempit… kontolku keluar masuk liangnya
dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin
menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus
menutup mulutnya dengan sebelah tangannku. ” Ah Maass…Ehmm…
Arghh…Arghhh…Ohhhhh uhhhhhh…” Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan
terkulai ke bahuku.
Karena aku masih belum keluar, aku
mencabut kontolku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan
tubuhnya menghadap toilet. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka
lebih gila. Nita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya,
dan langsung kutusuk kontolku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram
senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami.
Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan.
Aku mulai memompa liangnya dengan pelan,
lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan
memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras
pantatnya. kontolku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama
semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap
klitorisnya dengan cepat. Badan Nita naik turun sesuai irama kocokanku,
dan kontolku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang.
Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia
mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. kontolku
terasa makin becek oleh cairan liangnya.
“Nita..aku juga mau keluar nih….”
” oh tahan dulu…kasih aku….kontolmu….tahan!!!!
“Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kontolku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.
” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan.
” oh tahan dulu…kasih aku….kontolmu….tahan!!!!
“Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kontolku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.
” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan.
Nita menyedot kontolku dengan nikmat,
menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kontolku, tapi ia tidak peduli,
tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kontolku dengan
gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg
tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh kontolku dengan rakus.
Setelah Nita menjilat bersih kontolku,
ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi
isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar
mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari
belakang. Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan dalam
bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya tentunya aku
hanya bisa melakukannya di malam hari.
1 komentar:
QUANTUM BINARY SIGNALS
Get professional trading signals delivered to your cell phone every day.
Start following our signals right now and make up to 270% daily.
Posting Komentar